Jejak Membaca: Dunia Anna. #3



"Nova sayang, aku tak tahu bagaimana rupa dunia
saat kau membaca surat ini ...."

Bumi 2082, Nova sangat terkejut saat tiba-tiba di terminal online-nya muncul surat dari nenek buyutnya, Anna. Surat yang ditulis 70 tahun lalu, tepat tanggal 12.12.12. Tepat saat nenek buyutnya berusia 16 tahun seperti Nova saat ini.

Sungguh misterius, bagaimana mungkin 70 tahun lalu nenek buyutnya sudah tahu bahwa kelak cicitnya bernama Nova? Dan dari mana nenek buyutnya tahu tentang keresahan-keresahan Nova? Tentang bumi yang sudah tak seindah dulu lagi, tentang spesies yang punah, tanah-tanah yang tenggelam, kutub yang meleleh. Dan, benarkah cincin rubi merah dari legenda Aladin, menjadi kunci untuk mengembalikan keseimbangan bumi? Cincin yang selama ini melingkar di jari Anna, nenek buyutnya?

Jostein Gaarder, penulis Dunia Sophie, kembali dengan Dunia Anna, sekali lagi mengajak kita berkaca. Dengan kisah yang ringan namun penuh makna, Jostein Gaarder kembali mengajak pembaca merenungkan eksistensi manusia dan semesta.

...

Sedikit berbeda dengan novel karya Gaarder lainnya yang erat akan filsafat, buku Dunia Anna cenderung memfokuskan tema akan lingkungan di bumi, terlebih perubahan iklim dan dampak dari pemanasan global.

Buku Dunia Anna karya Jostein Gaarder ini saya beli bersamaan dengan membeli buku Dunia Sophie yang kukira ini adalah sambungan dari Dunia Sophie.

Buku yang didedikasikan oleh Gaarder untuk lingkungan, berceritakan masa kini dan masa depan lingkungan bumi.
Di mana Nova adalah cucu dari Anna yang geram akan pendahulunya karena membiarkan alam hancur Tanpa ada rasa untuk memperbaiki hingga akibatnya terasa oleh Nova, di mana para hewan-hewan yang pada zaman neneknya begitu banyak berkeliaran, kini ia hanya bisa memandang hewan-hewan yang sudah punah itu secara visual saja.

Sudah seharusnya kita sadar akan bumi yang sudah sakit ini, kerja sama kolektif diperlukan pada saat ini, di mana edukasi tentang lingkungan sudah harus tersebar secara masif, memulai sebuah gaya hidup baru.
Kita sudah harus merevolusi kebiasaan. Mengurangi penggunaan plastik dan barang sekali pakai, Dan move on dari bahan bakar fossil yang begitu berefek besar.

Ada sebuah kutipan yang paling saya sukai Dan sangat menyentuh

"Kakek canggahku biasa mengendarai unta berpunuk satu. Kakek buyutku naik mobil Mercedes, Dan kakekku berkeliling Dunia naik pesawat jumbo jet. Tapi sekarang, kami berkelana naik unta lagi."

Dan

"Suatu saat pada masa depan kita mungkin akan menyebut spesies punah semacam ini sebagai "fossil poto", yang berarti spesies yang berhasil terselamatkan secara optikal sebelum punah bersama Dengan hilangnya habitat mereka."

Semenjak membaca buku ini, saya punya tekad setiap saya ulang tahun saya akan menanam pohon sesuai umur saya di mana pun.


Sunday, Jan 23 2022

Komentar

Postingan Populer