Kemarau yang Lebat
Di sudut
kanan Kopi Gajah, terdapat orang-orang yang sedang berdiskusi mengenai project
acaranya. Di seberang mereka, ada aku, Diwan, dan Faka sedang bersama
mengerjakan tugas dengan diselingi obrolan renyah.
Sudah lama
sekali aku tidak menulis pikiran-pikiranku di sini. Seperti orang yang lama tidak
berjumpa, aku cukup canggung untuk memulai percakapan kembali. Kenapa bisa
demikian ya? Punyakah kamu jawaban akan kecanggunganku ini, An? Aku cukup menyayangkan
akan banyaknya peristiwa yang kulalui tapi luput kucatat.
Malam ini Kaliurang
dingin, di bawah bulan yang melengkung aku memijat keyboard laptopku, tentunya
kamu tahu, An, ada kerinduan yang ingin aku utarakan.
Terhitung cukup
lama hidupku dibersamai musim yang kemarau, kering, panas dan gersang. Bila kamu
ada di sini, mungkin kamu akan bertanya, “apa yang dimaksud hidupmu dibersamai
musim yang kemarau?” ya itu pertanyaan wajar, karena pertemuan terakhir kita
adalah pertemuan purba yang lalu, atau mungkin kamu sudah lupa sama sekali
pertemuan itu.
Kemarau adalah
kering, tidak ada tetumbuhan hijau, tidak ada air yang mengalir maupun air yang
menyiramiku. Sebenarnya aku mengerti bahwa musim bisa dicipta, kemarau yang
membersamaiku ini tentu disebabkan oleh diriku sendiri. An, sudah jauh rasanya
aku tidak berkontemplasi, hal tersebut yang menjadikan jiwaku keriput.
Kontemplasi menjadi
peristiwa penting untuk menyumringahkan perasaan, menerjemahkan setiap peristiwa
menjadi kebijaksanaan, mengerti bahwa setiap yang kita lalui merupakan hal bersejarah
bagi sang masa depan.
Aku kesulitan
untuk berkata saat ini, mungkin akumulasi kosa kataku masih sedikit hingga aku gelagapan
untuk menjelaskan apa yang sedang kurasakan. Sementara kamu bagaimana, An? Sudah
banyakkah buku yang sudah kamu baca? Sepertinya kosa katamu semakin meriah, ya.
An, aku
mendapati kesadaran: di suatu tempat kita belajar, di suatu tempat lain kita mengamalkan.
Di tempat pengamalan tersebut, kita sedang dinanti oleh teman-teman. Aku ingin
pulang, tetapi sudahkah pantas aku untuk pulang? Sepertinya belum. An, sepertinya
perkembanganku tidak kilat, tetapi dengan menyadari bahwa di tempat lain
kita akan mengamalkan apa yang kita pelajari di tempat belajar, aku kian
bersemangat.
Sebenarnya
itu yang ingin aku sampaikan, hanya itu. Hanya ingin mengabarkan bahwa aku
sedang bersemangat.
Komentar
Posting Komentar