Tangga dan langkah-langkah kecil

 

 

Dalam kesendirian kesepian, kutatapi tangga yang melingkar, menelusur langkah-langkah kecil sang pejalan, anak-anak tangga tersusun rapi mempermudah perjalanan, mengantarkan sang pejalan menuju tak terhingga.

Tajamnya kemiringan dapat dihaluskan dengan membuat anak tangga satu per satu, itu yang kutemukan dalam perjalanan membaca buku Masnawi karya Jalaludin Rumi pada kisah Seekor Harimau. Berkarya atau pun berusaha seperti anak tangga, satu-dua anak tangga mungkin belum cukup untuk kita mencapai, terus berusaha dan berkarya adalah jalan untuk membangun tangga yang besar, tinggi dan indah.

Seperti sebuah grup musik, katakanlah band Queen, Bohemian Rhapsody bisa dikatakan adalah perjalanan panjang sebuah karya, banyak lagu-lagu yang telah diciptakan sebelum lagu itu. Atau pun seperti platform musik, kita bisa melihat urutan populer lagu dari sebuah band, ya, tak lain itu seperti sebuah tangga yang pastinya terdapat anak-anak tangga.

Lalu, timbul pertanyaan, bagaimana bila kita membangun banyak tangga, atau kata lain berbagai macam disiplin bidang, efektif kah itu? Ya, pikiranku masih menggerutu tentang Generalis dan Spesialis

Kin, There is question for you, what stairs are u building?

.

Aku teringat ucapan Monkey D. Luffy ketika pertama bertemu Portgas D. Ace. Luffy selalu mengejar dan mengikuti Ace, meski Ace tak menginginkan Luffy untuk mengikutinya, ia dijebak, dilempar ke jurang oleh Ace berkali-kali, lalu Ace berkata, “kenapa kamu selalu mengikutiku, walaupun sering aku menjebakmu, meninggalkanmu di hutan,aku tak ingin kau mengikutiku”, Luffy menjawab dengan nada polos anak kecil, “di sini aku tak punya siapa-siapa, aku ingin berteman denganmu, kesepian lebih menyakitkan dari luka-luka fisik ini”.

.

”Kesepian lebih menyakitkan dari luka-luka fisik ini”

Teringat kalimat itu, aku pergi mengunjungi perpustakaan kota, pusat perbelanjaan, gedung-gedung mewah pemerintah, dan melihat tangga-tangga sebagai pesawat sederhana digantikan oleh ekskalator, dan lift.