What is the happiness?



Hey, aku kini aku sudah mendapat sebuah jawaban dari pertanyaanku, satu hari yang lalu.

Sebuah pertanyaan tentang kebahagiaan, yang terkadang itu menjadi membingungkan.

Aku sangat menikmati menonton sebuah pentas teater, menonton film di Bioskop, berkhayal pada sebuah tempat yang indah sembari melakukan kegiatan yang disukai bersama sahabat juga orang yang disayangi.

Actually, what is the happiness? 

Aku mempunyai jawaban bahwa kebahagiaan ialah rasa di mana kita merasakan sebuah kesenangan dan terbebas dari rasa yang tidak kita senangi, itu jawaban yang tepat sependek perjalanan ini. 
Aku juga menemukan sebuah bab dalam salah satu buku yang membahas tentang sebuah kebahagiaan, yang mana dalam buku itu berkata bahwa kebahagiaan itu ada dua macam, yaitu kebahagiaan psikologis dan biologis.

Kebahagiaan psikologis adalah di mana kebahagiaan kita bergantung pada ekspetasi, bukan kondisi-kondisi objektif. 

Sebagai contoh, kemarin aku baru saja melakukan perjalanan ke Bandung menyambungi teman-teman yang berada di sana dan ikut menonton sebuah pertunjukan teater temanku di ISBI, sebelum itu aku sangat bahagia berekspetasi untuk menonton pertunjukan lebih-lebih dapat menonton proses latihan para aktor/aktris di pertunjukan tersebut, dan kebetulan aku diperbolehkan untuk bisa menyaksikan mereka berlatih di balik panggung, aku melihat aktor yang sedang berlatih peran, dialek bicara teater begitu jauh berbeda dengan dialek kita berbicara pada saat di kenyataan, karena peran-peran itu sedang memainkan sebuah naskah yang berlatar tahun-tahun dulu, suara musik latar berdendang perlahan memasuki sebuah naskah. Itu adalah sebuah peristiwa yang sangat ingin aku alami sebelum aku memasuki studio teater ini, tetapi perasaan bahagia ini sungguh biasa saja, tidak membara sebagaimana ketika aku berekspetasi, sungguh bahagiaku muncul ketika aku sedang berekspetasi. Itu adalah pengalaman empirisku terhadap kebahagian psikologi. Dan saya mendapati kabar buruknya bahwa pada saat kondisi seperti itu tercapai, ekspetasi pun melambung semakin tinggi.

Dan yang kedua adalah kebahagiaan biologis, bahwa ekspetasi dan kebahagiaan diatur penuh oleh biokimia kita.

Kebahagiaan seperti ini ternyata sering aku rasakan, sebelum aku tahu bahwa ini adalah kebahagiaan biologis. I love the books, especially the smell of paper a new book, aku sering merasakan bahagia atau pun rasa nyaman ketika berhasil mencium aroma khas dari kertas buku yang baru, ada pun yang lain; Ketika tim nasional kita bermain dengan Singapura pada tahap ketika salah-satu pemain timnas Indonesia melanggar seorang pemain dari Singapura dan menghasilkan sebuah tendangan penalti, kita semua khawatir, merasakan sebuah sensasi panas dan ketegangan dalam tubuh, yang membuat marah begitu menyebalkan. Tetapi, ketika tendangan penalti itu dapat ditepis oleh kiper kita Nadeo, seluruh pemain dan para penonton Indonesia berteriak. YEESSSSS! Stadion bergemuruh seperti langkah-langkah bison yang dikejar singa, puluhan ribu orang berteriak girang, rekan-rekan tim bergegas memeluk dan mencium sesama pemain, dan jutaan orang Indonesia runtuh dalam air mata di depan layar televisi, itu adalah sebuah ekstase.  Sesungguhnya itu bereaksi terhadap badai sensasi dalam diri. Rasa dingin merambat naik dan turun di belakang tulang belakang, gelombang listrik menjalari seluruh tubuh, dan terasa seakan-akan larut dalam jutaan bola energi yang meledak.

Benar-benar sering dialami, terkhusus saya. Dan sesuai dengan berita buruknya bahwa sensasi-sensasi menyenangkan akan cepat reda dan lambat laun akan berubah menjadi sensasi yang biasa saja.

Itu adalah sebuah jawaban dari pertanyaan yang kutemukan dengan tempo pelan dan kebetulan, dan cukup memuaskan. Terimakasih waktu.

Rabu, 23 Maret 2022
23:10




Left: Me, Sopia, Kang Isa, Budeg, Aldiya, Dhea.

Pada sebuah acara pameran lukisan di Galeri Pusat Kebudayaan, Bandung
 

 

Komentar

Postingan Populer