SEBUAH CERPEN; TELAGA PINGGIRAN KOTA

 



Telaga pinggiran kota

 

“Peperangan termasuk bagian dari perjalanan sebuah peradaban manusia”.

 

***

Jude pamit kepada orang tuanya, dan keluar untuk menyalakan motor tuanya.

Sore itu ia melaju di jalanan yang cukup lengang, pohon-pohon mahoni berjajar di sisi sepanjang jalan, rumah-rumah tua berjajar berjarak satu sama lainnya, beserta ibu-ibu yang sedang membersihkan halaman rumahnya, begitu terlihat indah tersorot sinar senja yang lembut menyentuh kulit yang renta tua. Jude berhenti di sebuah rumah berwarna putih tulang samping wartel yang dinaungi pohon mahoni, kedatangannya disambut oleh gonggongan suara anjing yang  menjelma menjadi bel alami penghuni rumah itu, seorang perempuan keluar dengan rambut tergerai indah tertiup angin sore, kemunculan nya pun disoroti lighting Tuhan dengan sinar yang berwarna jingga lembut, berpakaikan kemeja flanel yang ujung tanganya dilipat 3 kali, tangannya dihiasi gelang-gelang yang variatif, melangkah dengan tomboy, kakinya ditutupi sepatu yang tinggi berjalan menuju motor Jude yang parkir di depan rumahnya. Jude terpesona melihat kekasihnya seakan-akan fashion show di hadapannya seorang, eksklusif.

 

Yuke namanya ia adalah pacar dari Jude, mereka akan bertolak menuju sebuah telaga yang berada di pinggiran kota, di sana teman-temannya sudah menunggu seperti biasa. Yuke segera naik ke motor Jude.

Jude menyalakan motornya dan mulai menjalankan motor yang sudah renta.

 

***

Telaga itu cukup luas, rumput hijau terhampar di sana dengan luas, dengan dikelilingi hutan-hutan kota, telaga begitu cantik, para warga sekitar juga selalu menangkap ikan di telaga itu, warung-warungnya tersedia di dekat parkiran, bermenukan ikan-ikan segar yang baru saja ditangkap/dibui.

Teman-teman Jude duduk diantara rerumputan hijau tepat di bibir telaga itu, sedang asik berdiskusi sembari sekali mendendangkan sebuah tembang, tenda-tendanya terpasang di belakang tempat mereka duduk.

Pas ketika lagu Blackbird dimainkan oleh teman-temannya, Jude telah tiba.

Jude melangkah menuju kawanannya yang berada di bibiran telaga, Yuke berjalan di sampingnya tangan Jude melingkar di atas pundak Yuke, teman-temannya menyambut gembira, sembari jalan, Jude bersama Yuke ikut bernyanyi lagu Blackbird lagu dari The Beatles.

Jude langsung dihidangkan segelas anggur oleh teman-temannya

“Assalamualaikum”, ucap salah satu temennya sembari memberikan gelas kepada Jude.

Mulut tak bisa tertahan semua orang pecah ketawa oleh ucapan itu, jude tertawa, dan segera mengambil gelas itu.

Jude dan Yuke duduk di antara lingkaran teman-temannya, senja kini hampir terbenam dan malam takkan lama lagi akan tiba, semua asyik saling mengobrol dan bernyanyi ria bersama.

Teman musisi, atau yang sering memegang gitar, kini menyanyikan lagu The Beatles yang berjudul Hey, Jude.

Jude secara spontan langsung berdiri dan beranjak ke tengah lingkaran, dan menyanyikan lagu itu, tidak peduli dengan suaranya yang parau, ia menyanyi saja, ia seakan-akan merasa sudah seperti Paul McCartney dengan piano di tangannya, teman-temannya tertawa terbahak-bahak, tepat ketika cahaya sudah lenyap dan gelap telah datang, lagu itu kini berada pada lirik  “nanana, nanana, nanana”, Yuke ikut berdiri mendekat kepada Jude sembari bernyanyi, lalu diikuti oleh teman-temannya, ramai dan asik sekali.

***

Mereka sudah menyantap hidangan yang sudah dipesan tadi sore di warung dekat parkiran, ikan gurame bakar, ikan bawal, dan nasi liwet, kerupuk plus sambal, sedap.

Kepulan asap rokok memenuhi hamparan luas rerumputan telaga, bertiup tak berarah, gelas-gelas panas menimbulkan asap tipis, dan menyebarkan aroma kopi gayo yang khas. Jude duduk di samping Yuke dengan di antara jarinya terselip sebatang rokok.

“Thaliban kini sudah menguasai setengah dari negara Afghanistan”, ucap Jude tiba-tiba.

“Wah? Kata siapa Jude? Bukannya ada pasukan Amerika di sana? Mereka kalah?”, tanya salah satu temannya keheranan.

“Iyah, tadi aku melihat berita di televisi sebelum berangkat ke sini, pihak Amerika menarik pasukannya dari sana, entah karena apa? Mungkin karena memakan biaya yang sangat besar.”, jawab Jude

“Peperangan termasuk bagian dari perjalanan sebuah peradaban manusia, mungkin ya?”, tanya satu teman lainnya.

“Bisa jadi”, jawab Yuke

“Yeah aku setuju, peperangan bisa saja termasuk dalam perjalanan peradaban, karena peperangan terjadi semenjak manusia awal turun, bila kita percaya agama yang kita anut ya, Qabil dan Habil kan itu berperang, meskipun dalam lingkup kecil.”, ucap Jude.

“oh iya, bener setuju”, ucap teman yang tadi bertanya

“Tapi emang ada orang yang suka akan peperangan?”, tanya Yuke

“Aku yakin sih, tak ada manusia yang suka akan peperangan, hanya mendapat kesengsaraan, kemiskinan dan kehilangan saja.”. jawab teman yang memegang gitar.

“Oh iya-iya, tapi kenapa peperangan masih saja terus terjadi sampai hari ini ya? Bila mana manusia tidak menyukai peperangan”, tanya Yuke lagi.

Semua hening, mereka hanya bermain asap di mulutnya.

“Banyak faktor yang membuat peperangan tercipta, agama, ideologi, ekonomi, politik dan hal lainnya.”, Jawab Jude dengan nada yang datar.

“ah brengsek!”, jawab teman yang megang gitar.

“Negara menjadi faktor penting dalam pemicu peperangan ya?”, tanya seorang teman yang sedari tadi diam.

“Emsss”, gumam seluruh yang berada di sana

Dari ujung sana ada seorang tukang membawa gerobak bakso, sembari mengetuk mangkok dengan sendoknya. Sembari menyeru

“Bakso! Bakso!”, dengan nada promosi yang ditekan.

Jude segera meminjam gitar dari teman yang dari tadi memegang gitar, dan mulai menyanyikan lagu Imagine dari John Lennon.

 

“Imagine there’s no heaven

It’s easy if you try

No hell below us

Above us, only sky

 

Imagine all the people

Livin’ for today

Ah

 

Imagine there’s no countries

It isn’t hard to do

Nothing to kill or die for

And no religion, too

 

Imagine all the people

Livin’ life in peace

You.

 

You may say i’m a dreamer

But i’m not the only one

I hope someday you join us

And the world will be as one

 

Imagine no possessions

I wonder if you can

No need for greed or hunger

A brotherhood of man

 

Imagine all the people

Sharing all the world

You

 

You may say i’m a dreamer

But i’m not the only one

I hope someday you join us

And the world will be as one





Tamat.

 

 

Komentar

Postingan Populer