An?
Tahukah kamu, An. Kini aku bisa untuk bangun pagi! menghirup udara segar, melihat kabut-kabut yang masih bergelantungan di pohon rambutan belakang rumahku, juga ikan-ikan yang yang mangap di permukaan menanti untuk dikasih pakan. Ya! kini aku setidaknya bisa untuk membuka gorden dan jendela kamarku sendiri, ya itu cukup menghemat tenaga mamaku , dan ia tak perlu untuk berteriak atau mengambil segayung air untuk membangunkanku, itu keberhasilanku saat ini. Walaupun, kegagalan-kegagalan lebih banyak terjadi dihidupku saat ini, wkkk.
An, tahun 2045 adalah umur seratus tahunnya negara kita. Tahun
yang disebut-sebut sebagai tahun Indonesia emas, tapi menurutmu An, apasih
faktor-faktor yang bisa mendukung 2045 sebagai tahun emas? Atau kah hanya
karena bertepatan saja dengan 100 tahunnya Indonesia Merdeka? atau karena
faktor bonus demografi, itu mungkin kali ya.
An, karena begitu seringnya aku mendengar atau pun membaca
tentang prediksi tahun 2045, aku akhirnya menghitung berapa umurku pada tahun
tersebut, ini cukup mengagetkan bagiku yang pada tahun 2022 masih berumur 19
tahun, ternyata umurku pada tahun 2045 adalah 42 tahun. Okho okho.
Oleh karna itu, An. Kini aku perlahan mencoba
memperbaiki kesehatanku, mulai peduli gitu, tapi dikit-dikit sih, belum total
hehe. Dulu aku pernah menulis di story WA, An. Bahwasannya, “Ketika sang kekasih melarangku untuk merokok,
maka aku meyakini bahwa dia adalah antek-antek WHO!” was it cool? Hahhah
An, pada perjalananku menembus kabupaten dan kota
Tasikmalaya, aku terkejut ketika aku mendengar suara sirine ambulan
berkumandang, para jemaah pengendara segera mengikuti ambulan itu dan
berbondong-bondong mengawal laju ambulan. Yang menjadi kekesalanku adalah para
pengendara yang ikut ramai-ramai “mengawal” itu yang dengan angkuhnya
menyingkirkanku ke sisi aspal sembari mengendarai dengan liar.
An, lalu mereka melaju kencang hingga sampai di pertigaan,
para “pengawal” ambulan menyerempet ibu-ibu yang akan berbelok ke kanan hingga
ibu-ibu terjatuh.
An, dalam kecepatan yang pelan aku bergumam dan
berimajinasi, “sepertinya ibu-ibu yang
jatuh itu pasti merasakan sakit dan kesal pada para “pengawal”, itu. Dan mungkin
juga si ibu menggunakan jasa ambulan lagi untuk mengantarkannya ke rumah sakit,
dan dalam perjalanan si ibu ke rumah sakit terjadi kecelakaan lagi, lagi, dan
lagii!”.
Kamis, 07 Juli 2022
Komentar
Posting Komentar