Pangkas Rambut


 


Baru saja kemarin aku memangkas rambutku, yang selalu bermotifkan bahwa dengan memangkas rambut aku akan memulai hidupku yang baru, hidup yang lebih baik, itulah motivasiku memangkas rambut, melihat helaian-helaian rambut yang berjatuhan di pundakku, menjadi serpihan-serpihan kecil.

Ya aku pikir itulah pengorbanan, untuk membuat diri menjadi sedikit lebih rapih dan mungkin sedikit bertambah tampan.

Tapi bukan lebih tampan yang kudapat, aku mendapatkan penyesalan, karena potongan rambut tak sesuai apa yang kuinginkan. Begitu tipis perbedaanya, tidak simetris dan kurang atau lebihnya potongan rambut, itu bisa membuat penyesalan menghampiri. Pas adalah kunci.

Dan aku ingin menyampaikan sesuatu perihal pangkas rambut. Aku selalu mengharapkan pemangkas rambut berdiri dengan gunting di tangan kanannya, dan sisir di tangan kirinya, dengan berlandaskan imajinasi dari si pemangkas, aku berimajinasi bahwa si pemangkas pantang untuk bertanya tentang model apa yang diinginkan pelanggan, aku ingin pemangkas melakukan pekerjaannya dengan idealisnya, menggunakan insting keindahan yang cocok untuk pelanggannya, asik sepertinya. 

Menjadikan pelanggan sebuah karya dari tangan-tangan pemangkas, tanpa ada request komersial. Dan dari sana karakteristik akan muncul dari setiap Barber Shop. 


06 Desember 2021.


Komentar

Postingan Populer